Skip to main content

Restoran Indonesia di Eindhoven, Belanda

Soto ayam - rada polos dan ngga dikasih jeruk nipis
Begitu mendapat ajakan untuk jalan ke Eindhoven, aku langsung merujuk ke Yelp untuk mencari tau apakah ada restoran Indonesia di daerah tersebut. Soalnya sudah beberapa kali selama di Amrik, aku disampiri orang dan diajak ngobrol begitu mereka tau bahwa aku dari Indonesia. Pertama oleh sepasang orang tua dari Belanda yang dulunya pernah tinggal di daerah Bandung. Dan baru-baru ini oleh seseorang yang pamannya tinggal di Belanda dan doi tau sedikit bahasa Indonesia.

Berbekal pengetahuan tersebut aku pikir pasti lumayan banyak orang Indonesia atau orang Belanda yang suka makanan Indonesia. Dan ternyata benar adanya. Untuk sebuah kota kecil ukuran Eindhoven, ternyata terdapat sekitar 3 restoran Indonesia. Lebih banyak dari daerah tempat tinggalku di Amrik yang cuma terdapat 1 restoran Indonesia.



Setelah mendapatkan informasi mengenai restoran tersebut akhirnya rombonganku memutuskan untuk mencoba. Sampai di situ ternyata tempatnya sungguh mungil karena lokasinya yang di daerah tengah kota bersebelahan dengan alun-alun gitu. Jadi lantai bawah cuma terdapat WC dan kantor dengan bagian depan yang menjual makanan kecil. Restoran di lantai dua untuk yang ingin memesan dari menu. Dan lantai tiga untuk yang ingin mencoba model AYCE (All You Can Eat - makan sepuasnya).
Nasi, sate ayam, telur balado, keripik kentang, acar sayur kol, goreng ikan, semur atau rendang ?

Harga AYCEnya adalah EUR17 (sekitar USD24) untuk makan malam. Untuk ukuran Amrik, harga tersebut termasuk harga yang normal untuk makan malam. Rombonganku ngga semuanya orang Indonesia jadi mereka ngga begitu tertarik dengan AYCE. Jadi mereka mampir dulu di lantai dua untuk melihat menunya sambil membandingkan harga. hihihi.. Tapi akhirnya mereka pikir harga AYCE kurang lebih sama dengan harga pesan dari menu. Aku sih lebih cenderung ke AYCE karena lebih banyak pilihan.

Begitu duduk, kita disampiri seorang pramusaji yang dari profilnya ketauan bukan orang Indonesia. Karena kita ngga ingin duduk dekat jendela, aku mencoba memindahkan garpu dan peralatan lainnya. Doi langsung bilang (dengan nada kurang ramah) bahwa doi akan menyediakan garpu dan serbet. Sehabis itu langsung aku mau ke meja penyajian untuk mulai mengambil makanan. Kembali si pramusaji yang sama menanyakan apa kita mau sup. Kesannya doi hendak bilang jangan mulai ambil makanan dulu karena dia akan membawa sup. Aku pikir kalo memang supnya merupakan bagian dari AYCE kenapa juga kita mesti ditanyakan. Langsung aja dikeluarkan, ya ngga ?

Kemudian supnya dikeluarkan yaitu soto ayam. Sambil mencoba sup tersebut, sang pramusaji yang sama kemudian menanyakan apa kita mau pesan minuman. Salah seorang teman dari rombongan kita sedang ke WC sehingga kita bilang kita akan menunggu dulu. Doi langsung bilang dengan rada ketus, apa kalian ngga bisa pesan sekarang ? Begitu kita bilang ngga bisa. Doi rada menggerutu dan cabut. Nah lho. Kita saling berpandangan dan berpikir..kok jutek bener sih ?

Makanan AYCE termasuk lumayan dan terdiri dari sate ayam/sapi dengan saus kacang. Sayangnya satenya rada dicelup gitu sehingga kalo pun sebelumnya dipanggang, karena di tinggal lama dalam saus kacang yang hangat rasa panggangnya sudah ngga berasa lagi. Terus ada telur balado yang lumayan. Masih ada beberapa jenis sayuran  yang rasanya familiar sekali tapi aku ngga tau namanya. Dan sayangnya resto tersebut ngga menampilkan nama di sebelah masakan tersebut. Sayang sekali  ya, padahal ini merupakan kesempatan untuk memperkenalkan masakan Indonesia. Kebayang donk, kalo ada orang mencoba masakan tersebut dan suka tetapi tidak tau namanya. Untuk makanan kecilnya ada pisang goreng. Jadi lumayan komplit deh.

Restoran Indonesia
Jan van Lieshoutstraat 22, 5611 EE Eindhoven, Netherlands
+31 40 245 4200

Comments

  1. Seandainya mudah restaurant Indonesia di Eindhoven .. pasti laris karena banyak yang suka...berminat dech promo masakan indonesia.

    ReplyDelete
  2. Seandainya mudah restaurant Indonesia di Eindhoven .. pasti laris karena banyak yang suka...berminat dech promo masakan indonesia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Mbak Eva udah mampir. Benar sekali tuh komentar mbak. Kalo saja ada yang serius mempromosikan makanan Indonesia pasti lebih mudah karena banyak peminatnya.

      Delete

Post a Comment

Tinggalin pesan dan kesan donk !

Popular posts from this blog

Hay Day : seputar Derby

Neighborhood house yang sudah diperbaiki Apa sih Hay Day ? Hay Day adalah games dari Supercell mengenai kehidupan pertanian, mulai dari menanam gandum, jagung sampai membuat keju, sushi, dll. Seru lho. Salah satu bagian dari Hay Day adalah partisipasi dalam Derby. Aku udah lumayan lama main Hay Day tapi belum pernah tau mengenai Derby jadi kali ini antusias banget. hihihi..Maklum masih newbie alias anak baru. Untuk ikutan Derby, pertama harus memperbaiki neighborhood house. Ongkosnya 10000 coin dan memakan waktu 24 jam. Habis itu bisa membentuk neighborhood sendiri dan mengajak teman atau keluarga untuk ikutan. Atau bisa join neighborhood lainnya. Coba liat link ini untuk membentuk neighborhood atau join neighborhood.

Which Star Are You From ?

Drama ini menceritakan Choi Seung Hee seorang sutradara yang baru saja kembali ke Korea setelah 3 tahun berusaha melupakan tunangannya yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dalam rangka mencari lokasi untuk film terbarunya, Seung Hee melanglang ke desa terpencil dan tidak sengaja bertemu Kim Bok Shil. Bok Shil begitu menyita perhatian Seung Hee karena doi mirip sekali dengan mendiang tunangannya yaitu Hye Soo. Singkat cerita Seung Hee dan kru akhirnya memulai syuting di desanya Bok Shil. Bok Shil pun bertemu dengan eksekutif Han Jeung Hoon yang adalah pemilik perusahaan yang membiayai pembuatan film tersebut. Jeung Hoon pun dulunya menyukai mendiang Hye Soo. Melalui JH ini Bok Shil akhirnya mendapatkan pekerjaan di perusahaannya dan pindah ke Seoul. Karena pekerjaan barunya ini, Bok Shil menjadi lebih dekat dengan Seung Hee dan akhirnya mereka menjadi saling menyukai. Tidak disangka, Bok Shil ternyata adalah adik Hye Soo yang selama ini disangka meninggal dalam kebakaran restor

Perlu Ngga Beli Kartu SIM di Penang ?

Jawabannya tergantung keperluan teman-teman sekalian. ha..ha.. Sewaktu aku lagi bikin planning untuk jalan-jalan ke Penang, salah satu blog yang aku baca bilang jangan lupa beli kartu Digi setelah sampai di situ. Digi adalah salah satu provider GSM untuk Malaysia. Katanya sih Digi cakupannya lumayan bagus dengan harga terjangkau. Nah pas jalan kemarin itu aku masih belum bisa memastikan mau beli SIM card atau ngga. Tapi terus terang pas di Jakarta aku dibeliin SIM card XL Axiata yang lumayan banget pas buat jalan-jalan ke Bandung. Dipake untuk google maps lancar, padahal sampai ke Tangkuban Perahu segala. Ngga di kawahnya sih ya, tapi pas turun dikit gitu langsung dapat signal lagi.